3 Kesalahan Umum Ketika Membuat Motivation Letter

menulis essay

Motivation letter adalah senjata pertama Anda ketika melamar untuk beasiswa. Di surat ini terdapat alasan Anda tertarik dengan program beasiswa yang ditawarkan, apa yang menjadi mimpi dan juga cita-cita Anda dalam hal akademik dan juga karier, apakah Anda memiliki motivasi dan kualifikasi yang sesuai dengan yang dicari? Membuat motivation letter berupa essay tentunya tidak bisa sembarangan, apa yang menentukan Anda bisa menjadi penerima beasiswa memang tergantung dari masing-masing komitenya, namun sebaiknya hindari kesalahan-kesalahan berikut ini untuk meningkatkan peluang Anda lolos seleksi.

Menjelaskan setiap detail dari pengalaman yang Anda miliki

Anda mungkin punya banyak pengalaman dan prestasi yang berhubungan dengan dunia akademik maupun non akademik. Namun menceritakan semuanya satu-satu dalam satu buah motivation letter yang tidak lebih dari satu halaman akan terlalu panjang. Pembaca juga akan merasa bosan dan kehilangan rasa tertarik pada surat tersebut. Pilih pengalaman dan prestasi yang menurut Anda paling tinggi derajatnya, paling membentuk karakter Anda dan juga membawa Anda satu langkah makin dekat dengan cita-cita dan impian Anda.

Menceritakan kisah iba dan meminta belas kasihan

Salah satu motivasi Anda untuk mengajukan beasiswa mungkin adalah karena alasan keuangan di mana keluarga Anda berada pada titik yang kurang mampu untuk membiayai pendidikan Anda. Namun cerita sedih ini sebaiknya tidak ditonjolkan pada motivation letter. Anda bisa menyebutkan berasal dari keluarga kurang mampu namun hubungkan dengan bagaimana hal tersebut membuat Anda jadi punya karakter pantang menyerah dan menembus segala macam keterbatasan. Bukannya justru meminta untuk dikasihani.

Kesalahan dalam penulisan

Hati-hati ketika membuat motivation letter terutama dalam pengejaan dan juga penggunaan bahasa. Dalam kasus cover letter untuk melamar pekerjaan, sebagian besar HRD akan langsung menolak lamaran yang ditulis dengan pengejaan yang salah. Oleh karena itu cek dan cek kembali untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam pengejaan, menggunakan bahasa yang baku dan formal,  dan juga penggunaan tanda baca yang tepat. Kalau perlu minta orang lain untuk mengeceknya agar benar-benar yakin tidak ada yang salah sebelum dikirimkan.